masukkan script iklan disini
Dua
kutub dengan orbit yang berbeda titik edarnya tetapi mempunyai concern yang sama terhadap suatu hal,
yakni pendidikan. Akan menjadi sebuah sinergi yang dasyat apabila dua kutub itu
sesekali bertemu dalam titik edar yang sama, dan menghasilkan sebuah karya yang bisa
dipersembahkan untuk kemajuan dunia pendidikan, dan itu berarti sumbang sih
terhadap kemajuan bangsa pada umumnya. Ketika dua orbit yang berbeda titik
orbitnya ini bertemu dalam satu titik orbit maka marilah kita sama-sama saling
menyamakan visi demi tercapainya cita-cita bersama. Dan disinilah kita, meski
kita berbeda orbit disatu titik kita saling bersinggungan. Pada posisi ini sudah
seharusnya kita menyamakan persepsi tentang tantangan pendidikan di masa yang
akan datang, dalam waktu yang paling dekat kita dihadapkan pada pengimlentasian
kurikulum baru yang biasa disebut kurikulum 2013.
Berbagai
macam pelatihan-pelatihan diselenggarakan, berbagai seminar dan workshop
diikuti, browsing dan searching informasi dari segala sumber
pun sudah dijalani. Berarti yang tersisa hanyalah tinggal ruang implementasi.
Pertanyaannya adalah sudah siapkah kita menerapkannya ruh baru secara konsisten
di dunia pendidikan? Maka jawabannya akan menjadi sangat mudah karena siap atau
belum siap kurikulum 2013 itu sudah pasti akan kita hadapi di tahun ajaran yang
akan datang (2013/2014) oleh karenanya kita harus menjalaninya dengan
sebaik-baiknya. Karena pada prinsipnya
ruh yang dibawa oleh kurikulum baru ini bukan merupakan hal yang sama sekali
baru bagi kita. Selama ini pun disadari maupun tidak disadari sebenarnya kita
sudah menerapkan semangat yang dibawa oleh kurikulum 2013. Jadi akan sangat
aneh kalau kita yang sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan terkaget-kaget
dengan dinamisasi perubahan yang sangat cepat mengikuti alur perkembangan
zaman.
Disini
kita tidak pernah hanya membicarakan fokus, tetapi juga shimpony. Sebuah
shimpony yang diharmonisasikan dari semua komponen yang terlibat dan dari
berbagai pemikiran yang terlahir. Kurikulum pendidikan itu seharusnya koheren,
komprehensif, konsisten dan allign. Karena ilmu itu milik siapa saja, maka misi
mengaplikasikan kurikulum yang baru menjadi Mission
Possible for New Curriculum. Sebagaimana visi Indonesia 2025 yang tercantum
dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) yakni Menjadi bangsa yang mandiri,
maju, adil, dan makmur. Insyaallah semua itu dapat kita realisasikan.
Dan
ijinkanlah saya menutup tulisan ini dengan sebuah kutipan dari kepala Dinas
Pendidikan Banyumas, Bapak Wahyu Budi Saptono, Msi dalam sebuah sambutannya
disalah satu acara pelatihan kurikulum 2013 di sekolah Al Irsyad Al Islamiyyah
Purwokerto. Ilmu yang kita miliki akan sia-sia jika tidak diproses menjadi amal
soleh. Usaha dan perjuangan kita akan sia-sia jika tidak dilandasi dengan niat
ikhlas karena Allah semata. Kegagalan kita akan sia-sia jika berujung pada
keputusasaan. Musibah yang kita alami akan sia-sia jika hanya menjadikan kita
sombong. Pelajaran dan buku-buku yang kita terima dan kita baca akan sia-sia
jika tidak bisa meningkatkan kualitas diri. (Imalia)